Kuda renggong merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang berasal dari daerah Sumedang. Yaitu seekor kuda yang telah dilatih untuk piawai dalam menari dengan di iringi musik, lengkap dengan segala macam atributnya. Biasanya pertunjukan kuda renggong ini digelar untuk acara khitan. Seorang anak laki-laki yang telah dikhitan akan dinaikan ke atas kuda renggong dan diarak seperti pawai mengelilingi desa.
Dengan alunan musik kuda berjalan mengikuti iramanya dan menari sepanjang jalan. Tentu saja acara ini menjadi tontonan menarik bagi masyarakat sekitarnya. Sambil berjoget mengikuti hentakan-hentakan kendang, terompet dan suara merdu dari seorang sinden.
Konon, menurut cerita dari para seniman kesenian ini pertama kali mucul dari desa Cikurubuk kecamatan Buah Duah, kabupaten Sumedang. Dalam perkembangannya kesenian ini mengalami kemajuan pesat hingga tersebar keseluruh pelosok penjuru Sumedang.
Diperlukan keahlian khusus dalam melatih kuda tersebut. Karena tidaklah mudah untuk melatih hewan agar dapat menyelaraskan tarian, cara berjalan dengan irama musik. Tentu saja dibutuhkan ketekunan dan kesabaran.
Dalam event-event tertentu pertunjukan ini juga masuk dalam acara festival yang digelar dan diadakan oleh pemerintah setempat. Tujuannya agar mengenalkan lebih jauh kepada masyarakat luas tentang kesenian khas ini. Meskipun panas dan terik matahari yang menyengat namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus menyuguhkan pertunjukan yang menarik. Dan tepuk tangan serta sorak sorai penonton menambah pertunjukan itu menjadi lebih meriah. Apalagi ada juga diantara penonton yang ikut berjoget ke dalam arena.
Seusai pertunjukan biasanya ada acara yang paling ditunggu-tunggu terutama oleh anak-anak, yaitu acara saweran yang menaburkan uang logam dan beras putih.
Dengan alunan musik kuda berjalan mengikuti iramanya dan menari sepanjang jalan. Tentu saja acara ini menjadi tontonan menarik bagi masyarakat sekitarnya. Sambil berjoget mengikuti hentakan-hentakan kendang, terompet dan suara merdu dari seorang sinden.
Konon, menurut cerita dari para seniman kesenian ini pertama kali mucul dari desa Cikurubuk kecamatan Buah Duah, kabupaten Sumedang. Dalam perkembangannya kesenian ini mengalami kemajuan pesat hingga tersebar keseluruh pelosok penjuru Sumedang.
Diperlukan keahlian khusus dalam melatih kuda tersebut. Karena tidaklah mudah untuk melatih hewan agar dapat menyelaraskan tarian, cara berjalan dengan irama musik. Tentu saja dibutuhkan ketekunan dan kesabaran.
Dalam event-event tertentu pertunjukan ini juga masuk dalam acara festival yang digelar dan diadakan oleh pemerintah setempat. Tujuannya agar mengenalkan lebih jauh kepada masyarakat luas tentang kesenian khas ini. Meskipun panas dan terik matahari yang menyengat namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus menyuguhkan pertunjukan yang menarik. Dan tepuk tangan serta sorak sorai penonton menambah pertunjukan itu menjadi lebih meriah. Apalagi ada juga diantara penonton yang ikut berjoget ke dalam arena.
Seusai pertunjukan biasanya ada acara yang paling ditunggu-tunggu terutama oleh anak-anak, yaitu acara saweran yang menaburkan uang logam dan beras putih.
No comments:
Post a Comment